.

.

Showing posts with label Sisterm Informasi Geografis. Show all posts
Showing posts with label Sisterm Informasi Geografis. Show all posts

Instalasi MS4W – MapServer for Windows

Posted by swilsarblog Thursday, June 3, 2010 0 comments

Pada pembahasan sebelumnya tentang mapserver secara global kita sedikitnya telah mengenal apa itu mapserver dari fitur, anatomy dan cara kerjanya. Sekarang kita akan coba masuk ke pembahasan yang lebih spesifik yaitu mapserver yang bekerja di lingkungan tertentu dalam hal ini adalah windows atau yang lebih dikenal dengan MS4W (MapServer for Windows), kenapa saya memlilih MS4W, alasanya klasik saja yaitu kemudahannya dan saya ga ingin di repotkan dengan hal-hal yang merepotkan. Oje langsung ke pengertian detailnya tentang MS4W, MS4W adalah bundle instalasi MapServer untuk platform Windows. Dimana MapServer (http://mapserver.gis.umn.edu) merupakan aplikasi freeware dan Open Source untuk dapat menampilkan Sistem Informasi Geografis di web. Paket MS4W ini sangat memudahkan para user dalam meng-install dan menghindari segala detail yang rumit. Untuk memudahkan user dalam membangun dan mengadministrasi sistem WebGIS maka disediakan pula modul tambahan (optional) antara lain :

MapLab
Maplab digunakan untuk mempermudah kita membuat file konfigurasi MapServer ( *.map )

KaMap
Framework yang merupakan paket open source yang menyediakan javascript API untuk mengembangkan antarmuka web yang sangat interaktif. kamap dikembangkan untuk bekerja dengan MapServer, tapi dapat dengan mudah diintegrasikan dengan paket perangkat lunak lain.

Chameleon
Framework yang memang disesuaikan dan beradaptasi untuk mengaplikasikan dan mengelola aplikasi Web GIS

MS4W Base Package

Berikut ini adalah paket dasar MS4W dari versinyayang terakhir (Jan 27, 2010) :
* Apache version 2.2.14
* PHP version 5.3.1
* MapServer 5.6.1 CGI and MapScript (CSharp, Java, PHP, Python)
* GDAL 1.7.0
* mapserver utilities
* gdal/ogr utilities
* proj.4 utilities
* shp2tile utility
* shapelib utilities
* shpdiff utility
* avce00 utilities
* PHP_OGR Extension 1.1.1
* OWTChart 1.2.0

Instalasi Package MS4W
  1. Terlebih dulu anda harus mendownload Package MS4W, yang berisi aplikasi MapServer versi lengkap, downloadlah Paket MS4W yang sudah stabil contohnya di versi ke ms4w_2.3.1.zip
  2. Dekompress-lah (Unzip) file *.zip yang telah anda download tadi pada direktori root komputer anda dalam hal ini adalah (c:\ms4w)
  3. Lakukan instalasi aplikasi web-servernya dalam hal ini “Apache” dengan cara mendouble-click file “apache-install.bat” yang terletak di dalam sub direktori “ms4w”
  4. Lakuakan pengujian hasil instalasi MS4W anda di browser (”http://localhost“), jika anda sebelumnya telah menginstall aplikasi semacam xampp dalam komputer anda pastikan service apache di matikan terlebih dahulu atau ganti portnya.
  5. Setelah program aplikasi Apache dan MapServer-nya terinstall dengan baik, langkah selanjutnya adalah menguji apakah PHP/MapScriptnya telah terpasang dengan benar. Cara adalah aktifkan terlebih dahulu modul PHP/Mapscript, kita harus melakukan sedikit perubahan pada konfiurasi php.ini yang terletak di D:\ms4w\Apache\cgi-bin\php.ini. hilangkan karakter ”;” pada ”;extension=php_mapscript.dll”. Kemudian restart Apache dengan mengeksekusi apache-restart.bat. setelah itu lakukan pengujian untuk mengujinya adalah, buatlah file berekstensi *.php missal : “mapserversion.php“, kemudian ketikan kode di bawah ini:
  6. dl(”php_mapscript.dll”);
    phpinfo();
    ?>

  7. Kemudian pangillah file yang tadi kita buat dari browser (”http://localhost/mapserversion.php” ). Jika sukses dan tidak terjadi error apapun pada browser, maka PHP/MapScript pendukung MapServer telah terinstal dengan benar dan siap untuk digunakan.

Belakangan ini lagi mencoba explore mapserver, supaya tidak lupa tentang apa yang sedang dipelajari karena banyak juga yang dipelajari, jadi saya tuangkan dalam tulisan kali ini dari berbagai referensi yang ada, oke langsung aja ke pembahasannya. MapServer adalah sebuah lingkungan pengembangan yang bersifat open source yang digunakan untuk pengembangan aplikasi internet yang memungkinkan pengolahan suatu data spasial (peta, citra dan data vektor).Aplikasi ini pertama kali dikembangkan di Universitas Minesotta, Amerika Serikat untuk proyek ForNet (sebuah proyek untuk menajemen sumber daya alam) yang disponsori NASA (Nasional Aeronautics and Space Administration). Dukungan NASA dilanjutkan dengan dikembangkan proyek TerraSIP untuk menajemen data lahan. Saat ini, karena sifatnya yang terbuka (open source), pengembangan MapServer dilakukan oleh pengembang dari berbagai negara.


Fitur Mapserver

* Dukungan pada bahasa script dan lingkungan pengembangan populer seperti: PHP, Python, Perl, Ruby, Java dan C#
* Dukungan lintas platform seperti: Linux, Windows, Mac OS X, Solaris dan lainnya
* Mendukung data spasial dalam format raster seperti TIFF/GeoTIFF, EPPL7 dan berbagai format data raster lain dengan menggunakan library GDAL
* Mendukung data spasial dalam format vektor seperti : Shapefile (ESRI), ArcSDE (ESRI), PostGIS dan berbagai format data vektor lain dengan menggunakan library OGR
* Mendukung rendering karakter berupa font TrueType
* Dukungan pada proyeksi peta : Proyeksi peta on-the-fly dengan lebih dari 1000 sistem proyeksi lewat library Proj. 4
Anatomy Aplikasi Mapserver

Anatomy of Maspserver Application


Sebuah aplikasi mapserver sederhana terdiri dari:

* Mapfile – adalah file konfigurasi terstruktur untuk aplikasi mapserver anda. Berisi konfigurasi wilayah peta anda, lokasi data dalam server dan format output dan lainnya. Juga berisi layer-layer peta anda, sumber data, proyeksi dan simbologi. Biasanya adalah file teks dengan ekstensi .map.
* Data Geografis – Mapserver bisa menggunakan beberapa jenis/format sumber data geografis. Format utama yang didukung adalah ESRI Shapefile.
* Halaman HTML – merupakan jembatan antara user dan mapserver. Berupa file HTML dalam server/hosting anda. Mapserver bisa dipanggil untuk membuat peta statis dalam halaman HTML anda, atau untuk membuatnya interaktif anda bisa membuat form dalam HTML ini.

CGI adalah program yang ’stateless’, setiap rekues yang dikirim adalah selalu baru, dia tidak bisa mengingat apa yang sudah dilakukannya sebelumnya lewat permintaan anda. Itulah sebabnya, aplikasi anda harus mengirim terus parameter-parameter yang diinginkan (layer apa saja, di wilayah mana peta ditampilkan, mode aplikasi, dsb) yang bisa ditentukan lewat variabel tersembunyi dalam form atau lewat URL.

Aplikasi/form mapserver sederhana bisa terdiri dari dua halaman HTML:
o File inisialisasi – menggunakan form dengan variabel tersembunyi untuk mengirim kueri awal ke webserver dan mapserver. Form ini bisa ditempatkan secara terpisah atau digantikan dengan mengirim variabel lewat URL.
o File templat – untuk mengatur bagaimana tampilan peta, legenda dan informasi lainnya disajikan dalam halaman HTML lewat browser. Dengan mengirim referensi variabel Mapserver CGI pada templat HTML, anda akan meminta mapserver menerjemahkannya menjadi nilai variabel bergantung pada status terakhirnya (misalnya nama peta, peta referensi, besar/cakupan peta, dsb). Templat ini juga akan menentukan bagaimana nantinya pengunjung berinteraksi dengan aplikasi mapserver (perbesaran/pengecilan, menggeser peta, kueri, dsb).
* Mapserver CGI – file biner yang dieksekusi untuk menerima permintaan/rekues dan menerjemahkannya menjadi gambar peta, data, dsb. Berada di direktori cgi-bin atau direktori lain yang ditentukan pada webserver. Di RuangWeb.com ini berada di /cgi-sys pada domain anda.
* HTTP Server (Webserver) – aplikasi yang menyajikan halaman HTML pada browser. RuangWeb.com menggunakan Apache sebagai webservernya.
Cara Kerja Mapserver

Cara kerja Mapserver


Secara teknis MapServer adalah program CGI yang terpasang dan berjalan tapi tidak aktif dalam server, aktif hanya ketika pada saat di panggil saja. Ketika ada request dari klient, maka request tersebut akan dikirimkan ke mapserver, dari informasi yang dikirimkan lewat URL dan mapfile untuk membuat (generate) peta yang diinginkan. request ini bisa juga termasuk request untuk membuat legenda, peta referensi, skala, dan variabel lain yang dikirimkan ke CGI.


Sistem Informasi Geografis (GIS) - Lanjutan

Posted by swilsarblog Thursday, February 18, 2010 0 comments

Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995).

Pengertian GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer. Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.

Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).

Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri, 1993).

Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.

Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya.

Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra, 2000).

Lukman (1993) menyatakan bahwa sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:

1. Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Menurut Anon (2003) basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna.

2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas).

3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Anon (2003) mengatakan bahwa manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi

4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular. Menurut Barus dan wiradisastra (2000) Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy), atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik).

Menurut Anon (2003) ada beberapa alasan mengapa perlu menggunakan SIG, diantaranya adalah:

1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi

2. SIG dapat digunakansebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.

3. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data

4. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau coverage data spasial

5. SIG memiliki kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya

6. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif

7. SIG dengan mudah menghsilkan peta-peta tematik

8. semua operasi SIG dapat di costumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam bahaa script.

9. Peragkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak lain

10. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika.

Barus dan Wiradisastra (2000) juga mengungkapkan bahwa SIG adalah alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel atau dalam bentuk konvensional lainnya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.

Sarana utama untuk penanganan data spasial adalah SIG. SIG didesain untuk menerima data spasial dalam jumlah besar dari berbagai sumber dan mengintergrasikannya menjadi sebuah informasi, salah satu jenis data ini adalah data pengindraan jauh. Pengindraan jauh mempunyai kemampuan menghasilkan data spasial yang susunan geometrinya mendekati keadaan sebenarnya dengan cepat dan dalam jumlah besar. Barus dan Wiradisastra (2000) mengatakan bahwa SIG akan memberi nilai tambah pada kemampuan pengindraan jauh dalam menghasilkan data spasial yang besar dimana pemanfaatan data pengindraan jauh tersebut tergantung pada cara penanganan dan pengolahan data yang akan mengubahnya menjadi informasi yang berguna.

Sistem Informasi Geografis merupakan sistem berbasis computer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan)1. yakni informasi yang mempunyai hubungan geometric dalam arti bahwa informasi tersebut dapat dihitung, diukur, dan disajikan dalam sistem koordinat, dengan data berupa data digital yang terdiri dari data posisi (data spasial) dan data semantiknya (data atribut). SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis suatu obyek dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting, dan memerlukan analisis yang kritis. Penanganan dan analisis data berdasarkan lokasi geografis merupakan kunci utama SIG. Oleh karena itu data yang digunakan dan dianalisa dalam suatu SIG berbentuk data peta (spasial) yang terhubung langsung dengan data tabular yang mendefinisikan bentuk geometri data spasial. Misalnya apabila kita membuat suatu theme atau layer tertentu, maka secara otomatis layer tersebut akan memiliki data tabular yang berisi informasi tentang bentuk datanya (point, line atau polygon) yang berada dalam layer tersebut .

SIG juga merupakan sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan dan analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambargambar petanya. Kemampuan tersebut membuat SIG berbeda dengan system informasi pada umumnya. Dengan SIG kita mampu melakukan lebih banyak dibanding hanya dengan menampilkan data semata-mata. SIG menggabungkan semua kemampuan, baik yang hanya berupa sekedar tampil saja, sistem informasi yang tersaji secara thematis, dan sistem pemetaan yang berdasarkan susunan dan jaringan lalu-lintas jalan, bersamaan dengan kemampuan untuk menganalisa lokasi geografis dan informasi-informasi tertentu yang terkait terhadap lokasi yang bersangkutan. Dan jangan lupa, SIG adalah sebuah aplikasi dinamis yang akan terus berkembang. Peta yang dibuat pada aplikasi ini tidak hanya akan berhenti dan terbatas untuk keperluan saat dibuatnya saja. Peremajaan terhadap informasi yang terkait pada peta tersebut dapat dilakukan dengan mudah, dan secara otomatis peta tersebut akan segera menunjukkan akan adanya perubahan informasi tadi. Semuanya itu dapat dikerjakan dalam waktu singkat, tanpa perlu belajar secara khusus. SIG sangat memungkinkan untuk membuat tampilan peta, menggunakannya untuk keperluan presentasi dengan menunjuk dan meng-kliknya, serta untuk menggambarkan dan menganalisis informasi dengan cara pandang baru, mengungkap semua keterkaitan yang selama ini tersembunyi, pola, beserta kecenderungannya.


Konsep Sistem Informasi Geografis

Sumber data untuk keperluan GIS dapat berasal dari data citra, data lapangan, survei kelautan, peta, sosial ekonomi dan GPS. Selanjutnya diolah dilaboratorium atau studio GIS dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk yang berupa informasi yang berguna dapat berupa peta konvensional maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang diiinginkan user, dapat dilihat pada gambar berikut :


Komponen Sistem Informasi Geografis

Secara umum, Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi komponen, yaitu: Hardware, Software, Data, Manusia, dan Metode. Kelima komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hardware

Sistem Informasi Geografis memerlukan spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data-data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang cepat. Beberapa Hardware yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis adalah: Personal Computer (PC), Mouse, Digitizer, Printer, Plotter, dan Scanner.

2. Software

Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis.

Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:

o Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis

o Sistem Manajemen Basis Data.

o Tools yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi.

o Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.

3. Data

Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental, SIG bekerja dengan 2 tipe model data geografis, yaitu model data vector dan model data raster.

Dalam model data vector, informasi posisi point, garis, dan polygon disimpan dalam bentuk koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan daru koordinat-koordinat point. Bentuk polygon, seperti daerah penjualan disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup. Data raster terdiri dari sekumpulan grid atau sel seperti peta hasil scanning maupun gambar atau image. Masing-masing grid memiliki nilai tertenti yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan.

4. Manusia

Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.

5. Metode

SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda untuk setiap permasalahan.